Sabtu, 26 Mei 2012
Senin, 21 Mei 2012
Penjelajah Waktu
Published :
06.00
Author :
ilham khur aeni
Seseorang yang mengaku dari tahun 2036 datang
ke tahun 2000 untuk memposting di forum
internet, mengaku sebagai prajurit amerika di
tahun 2036 mengemban misi ke tahun 1975 untuk
mengambil komputer portable pertama di dunia
yaitu IBM 5100, dan mampir di tahun 2000-2001
untuk melihat keluarganya.
Read More ->>
ke tahun 2000 untuk memposting di forum
internet, mengaku sebagai prajurit amerika di
tahun 2036 mengemban misi ke tahun 1975 untuk
mengambil komputer portable pertama di dunia
yaitu IBM 5100, dan mampir di tahun 2000-2001
untuk melihat keluarganya.
Misteri Anunnaki (Alien) Di Masa Kehidupan Rasulullah
Published :
05.59
Author :
ilham khur aeni
Rasulullah pernah mengisyaratkan, tentang
keberadaan sesosok manusia “Penghuni Langit”,
yang bernama Uways (Uwais) Al Qorni.
Rasulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin
berjumpa dengan dia (Uwais al-Qorni),
perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di
tengah-tengah telapak tangannya.
Read More ->>
keberadaan sesosok manusia “Penghuni Langit”,
yang bernama Uways (Uwais) Al Qorni.
Rasulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin
berjumpa dengan dia (Uwais al-Qorni),
perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di
tengah-tengah telapak tangannya.
Jumat, 18 Mei 2012
AYAM DAN BEBEK
Published :
03.47
Author :
ilham khur aeni
bergandengan tangan di sebuah Taman pada suatu
malam musim panas yang indah, seusai makan malam.
Mereka sedang menikmati kebersamaan yang menakjubkan
tatkala mereka Mendengar suara di kejauhan: “Kuek! Kuek!”
“Dengar,” kata si istri, “Itu pasti suara ayam
BERKAT SAHABAT
Published :
03.46
Author :
ilham khur aeni
Ini kisah persahabatan dua anak manusia. Yang seorang
adalah putra presiden, yang lain pemuda rakyat jelata bernama Pono.
Persahabatan ini sudah terjalin sejak mereka masih di bangku sekolah. Pono punya kebiasaan yang kadang menjengkelkan. Apa pun peristiwa yang terjadi di depannya selalu dianggap positif. "Itu Baik!” katanya
senantiasa.
Hari itu seperti yang sering mereka lakukan, Pono menemani sahabatnya berburu. Tugasnya membawa senapan dan mengisi peluru agar selalu siap digunakan. Entah kenapa, barangkali belum terkunci secara sempurna, setelah diserahkan kepada sahabatnya senapan itu
meletus. Akibatnya cukup fatal. Ibu jari putra presiden terkena terjangan peluru dan putus. Melihat itu tanpa sadar dengan kalemnya Pono berkomentar. "Itu Baik!” Kontan sahabatnya naik pitam. “Bagaimana Kau ini! Jempolku putus tertembak, malah dibilang Baik.
Brengsek!” Agaknya, kali ini kelakuan Pono tak termaafkan. Ia dijebloskan ke penjara.
Beberapa bulan kemudian, sang putra presiden kembali pergi berburu ke Afrika. Malang, ia tersesat di hutan lebat dan ditangkap suku primitif yang masih kanibal. Malam harinya, dalam keadaan terikat ia akan dibakar untuk disantap ramai-ramai. Anehnya, mendadak ia dibebaskan. Belakangan ketahuan, suku tersebut pantang memangsa
makhluk yang organ tubuhnya tidak lengkap.
Nasib baik itu membuat sang putra presiden termenung. Ia teringat kembali peristiwa ketika jempolnya putustertembak lantaran ulah
Pono. Ia kemudian menemui Pono di penjara.
"Ternyata Kau benar. Ada baiknya jempolku tertembak, ”katanya sambil menceritakan peristiwa yang baru sajadialaminya di Afrika.
"Aku menyesal telah memenjarakanmu.".
“Oh, tidak!’ Bagiku, ini Baik!”
“Bagaimana kau ini? Memenjarakan teman kau bilang baik?”
“Kalau aku tidak dipenjara, pasti saat itu aku bersamamu.”
Kisah satir ini mengingatkan pada pernyataan Randolph Bourne, intelektual Amerika yang juga anak didik John Dewey. Katanya, seorang teman itu memang dipilih untuk kita berdasarkan hukum perasaan yang tersembunyi, bukan oleh kehendak sadar kita si manusia. *
adalah putra presiden, yang lain pemuda rakyat jelata bernama Pono.
Persahabatan ini sudah terjalin sejak mereka masih di bangku sekolah. Pono punya kebiasaan yang kadang menjengkelkan. Apa pun peristiwa yang terjadi di depannya selalu dianggap positif. "Itu Baik!” katanya
senantiasa.
Hari itu seperti yang sering mereka lakukan, Pono menemani sahabatnya berburu. Tugasnya membawa senapan dan mengisi peluru agar selalu siap digunakan. Entah kenapa, barangkali belum terkunci secara sempurna, setelah diserahkan kepada sahabatnya senapan itu
meletus. Akibatnya cukup fatal. Ibu jari putra presiden terkena terjangan peluru dan putus. Melihat itu tanpa sadar dengan kalemnya Pono berkomentar. "Itu Baik!” Kontan sahabatnya naik pitam. “Bagaimana Kau ini! Jempolku putus tertembak, malah dibilang Baik.
Brengsek!” Agaknya, kali ini kelakuan Pono tak termaafkan. Ia dijebloskan ke penjara.
Beberapa bulan kemudian, sang putra presiden kembali pergi berburu ke Afrika. Malang, ia tersesat di hutan lebat dan ditangkap suku primitif yang masih kanibal. Malam harinya, dalam keadaan terikat ia akan dibakar untuk disantap ramai-ramai. Anehnya, mendadak ia dibebaskan. Belakangan ketahuan, suku tersebut pantang memangsa
makhluk yang organ tubuhnya tidak lengkap.
Nasib baik itu membuat sang putra presiden termenung. Ia teringat kembali peristiwa ketika jempolnya putustertembak lantaran ulah
Pono. Ia kemudian menemui Pono di penjara.
"Ternyata Kau benar. Ada baiknya jempolku tertembak, ”katanya sambil menceritakan peristiwa yang baru sajadialaminya di Afrika.
"Aku menyesal telah memenjarakanmu.".
“Oh, tidak!’ Bagiku, ini Baik!”
“Bagaimana kau ini? Memenjarakan teman kau bilang baik?”
“Kalau aku tidak dipenjara, pasti saat itu aku bersamamu.”
Kisah satir ini mengingatkan pada pernyataan Randolph Bourne, intelektual Amerika yang juga anak didik John Dewey. Katanya, seorang teman itu memang dipilih untuk kita berdasarkan hukum perasaan yang tersembunyi, bukan oleh kehendak sadar kita si manusia. *
KAN SEKARANGPUN SUDAH BISA
Published :
03.44
Author :
ilham khur aeni
"Lalu, setelah ini kamu mau apa?" tanya profesor itu lagi. Jawab sang
nelayan, "Habis ini saya mau makan siang dengan istri dan anak-anak
saya, setelah itu tidur siang sebentar, lalu saya akan bermain dengan
anak-anak. Setelah makan malam, saya akan ke warung, bersenda gurau sambil bermain gitar bersama teman-teman."
"Dengarkan kawan," ujar sang profesor, "jika kamu tetap melaut sampai sore, kamu bisa mendapat dua kali lipat hasil tangkapan. Kamu bisa menjual ikan lebih banyak, menyimpan uangnya, dan setelah sembilan bulan kamu akan mampu membeli perahu baru yang lebih besar. Lalu, kamu akan bisa menangkap ikan empat kali lebih banyak. Coba pikir, berapa banyak uang yang bakal kamu dapat!"
Lanjut profesor, "Dalam satu dua tahun kamu akan bisa membeli satu kapal lagi, dan kamu bisa menggaji banyak orang. Jika kamu mengikuti konsep bisnis ini, dalam lima tahun kamu akan menjadi juragan armada nelayan yang besar. Coba bayangkan!"
"Kalau sudah sebesar itu, sebaiknya kamu memindah kantormu ke ibu kota. Beberapa tahun kemudian perusahaanmu bisa 'go public', kamu bisa jadi investor mayoritas. Dijamin, kamu akan jadi jutawan besar! Percayalah! Aku ini guru besar di sekolah bisnis terkenal, aku ini ahlinya hal-hal beginian!"
Dengan takjub, nelayan itu mendengarkan penuturan profesor yang penuh semangat itu. Ketika profesor selesai menjelaskan, sang nelayan bertanya, "Tapi Pak Profesor, apa yang bisa saya perbuat dengan uang sebanyak itu?"
Ups! Anehnya sang profesor belum memikirkan konsep bisnisnya sejauh itu. Cepat-cepat dia mereka-reka apa yang seseorang bisa lakukan dengan uang sebanyak itu.
"Kawan! Kalau kamu jadi jutawan, kamu bisa pensiun. Ya! Pensiun dini
seumur hidup! Kamu bisa membeli villa mungil di desa pantai yang indah seperti ini, dan membeli sebuah perahu untuk berwisata laut pada pagi hari. Kamu bisa makan bersama keluargamu setiap hari, bersantai-santaitanpa khawatir apa pun. Kamu punya banyak waktu bersama anak-anakmu, dan setelah makan malam kamu bisa main gitar dengan teman-temanmu di warung. Yeaaa, dengan uang sebanyak itu, kamu bisa pensiun dan hidupmu jadi
mudah!
"Tapi, Pak Profesor, kan sekarangpun ini saya sudah bisa begitu...," lirih sang nelayan dengan lugunya.
Pesan Moral :
Kenapa kita percaya bahwa kita harus bekerja begitu keras dan menjadi kaya raya terlebih dahulu, baru kita bisa merasa berkecukupan? Apakah ada "tujuan yang lebih mulia" dari apa yang Anda lakoni saat ini? Apakah itu benar tujuan mulia atau sekadar dalih rasa takut untuk menjadi apa adanya? Untuk merasa berkecukupan, apa sekarang ini tidak bisa?
"NIKMATILAH HIDUP INI APAPUN ADANYA, kita wajib selalu BERSYUKUR KARENA NIKMAT DAN KARUNIA ALLAH"..
MUTIARA KALBU SEBENING EMBUN PAGI>>>>>>>>>>>>>>>>>>
POHON APEL
Published :
03.42
Author :
ilham khur aeni
Anak kecil itu sudah dewasa dan dia berhari-hari tidak lagi bermain di sekitar
pohon. Suatu hari anak itu datang kembali ke pohon dan ia tampak sedih.
"Ayo bermain dengan saya," pinta pohon apel itu.
" Aku bukan lagi seorang anak, saya tidak bermain di sekitar pohon
lag" "Anak itu menjawab,
" Aku ingin mainan. Aku butuh uang untuk membelinya".
" Maaf, tapi saya tidak punya uang ..... tapi Anda bisa mengambil buah
apel saya dan menjualnya. Maka Anda akan punya uang "Anak lelaki itu
sangat senang. Ia lalu memetik semua apel di pohon dan pergi dengan gembira.
Anak itu tidak pernah kembali setelah ia mengambil buah apel. Pohon itu sedih.
Suatu hari anak itu kembali dan pohon itu sangat senang.
"Ayo bermain-main dengan saya" kata pohon apel.
"Saya tidak punya waktu untuk bermain. Aku harus bekerja untuk keluargaku.
Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Dapatkah Anda membantu saya?"
"Maaf tapi aku tidak punya rumah. Tetapi Anda dapat memotong cabang-cabang
saya untuk membangun rumahmu."
Lalu, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting dari pohon dan pergi
dengan gembira. Pohon itu senang melihatnya bahagia, tapi anak itu tidak pernah
kembali sejak saat itu.
Pohon itu kesepian dan sedih. Suatu hari di musim panas, anak itu kembali dan
pohon itu begitu gembira.
"Ayo bermain-main dengan saya!" kata pohon.
"Saya sangat sedih dan mulai tua. Saya ingin pergi berlayar untuk
bersantai dengan diriku sendiri. Dapatkah kau memberiku perahu?" ...
"Gunakan batang pohonku untuk membangun perahu. Anda dapat berlayar jauh
dan menjadi bahagia."
Lalu anak itu memotong batang pohon untuk membuat perahu. Dia pergi berlayar
dan tak pernah muncul untuk waktu yang sangat panjang.
Akhirnya, anak itu kembali setelah ia pergi selama bertahun-tahun.
"Maaf, anakku, tapi aku tidak punya apa-apa untuk Anda lagi. Tidak ada
lagi apel untuk ananda. ..." kata pohon.
" Saya tidak punya gigi untuk menggigit "jawab anak itu.
" Tidak ada lagi batang bagi Anda untuk memanjat" .
"Saya terlalu tua untuk itu sekarang" kata anak itu.
"Saya benar-benar tak bisa memberikan apa-apa ..... satu-satunya yang
tersisa adalah akar sekarat" kata pohon apel dengan air mata.
"Aku tidak membutuhkan banyak sekarang, hanya sebuah tempat untuk
beristirahat. Saya lelah setelah sekian tahun." Anak itu menjawab.
"Bagus! Akar Pohon Tua adalah tempat terbaik untuk bersandar dan
beristirahat di situ."
"Ayo, ayo duduk bersama saya dan istirahat"
Anak itu duduk dan pohon itu sangat gembira dan tersenyum dengan air mata.
..........................
Ini adalah cerita untuk semua orang. Pohon adalah orang tua kita. Ketika kita
masih muda, kita senang bermain dengan Ibu dan Ayah ... Ketika kita tumbuh
dewasa, kita meninggalkan mereka ... hanya datang kepada mereka ketika kita memerlukan
sesuatu atau ketika kita berada dalam kesulitan. Tidak peduli apa pun, orang
tua akan selalu berada di sana
dan memberikan segala sesuatu yang mereka bisa untuk membuat Anda bahagia. Anda
mungkin berpikir bahwa anak laki-laki itu kejam kepada pohon tapi itu adalah
bagaimana kita semua memperlakukan orang tua kita.
MUTIARA KALBU SEBENING EMBUN PAGI >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
ARTI SEBUAH KESEMPURNAAN
Published :
03.39
Author :
ilham khur aeni
bahwa Tuhan pasti menciptakan seorang perempuan
yg sangat cantik dan sempurna pula untuk jodohnya.
Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya.
Kemudian sampailah ia disebuah desa. Ia bertemu dengan
seorang petani yg memiliki 3 anak perempuan dan semuanya
sangat cantik. Lelaki tsb menemui bapak petani dan
mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi
bingung mana yang paling sempurna.
Minggu, 13 Mei 2012
AYAH, ANAK, DAN BURUNG GAGAK
Published :
05.38
Author :
ilham khur aeni
Pada suatu sore seorang ayah bersama anaknya yang
baru saja menamatkan pendidikan tinggi duduk
berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan
suasana di sekitar mereka.
Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pohon. Si
ayah lalu menunjuk ke arah gagak sambil bertanya,
“Nak, apakah benda tersebut?”
“Burung gagak”, jawab si anak.
Si ayah mengangguk-angguk, namun beberapa saat kemudian
mengulangi lagi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka
ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab
dengan sedikit keras,
“Itu burung gagak ayah!”
Tetapi sejenak kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang
sama. Si anak merasa agak marah dengan pertanyaan yang sama
dan diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih keras,
“BURUNG GAGAK!!” Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama
kemudian sekali lagi mengajukan pertanyaan yang sama
sehingga membuatkan si anak kehilangan kesabaran dan
menjawab dengan nada yang ogah-ogahan menjawab
pertanyaan si ayah,
“Gagak ayah.......”.
Tetapi kembali mengejutkan si anak, beberapa saat kemudian
si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanyakan
pertanyaan yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar
kehilangan kesabaran dan menjadi marah.
“Ayah!!! saya tidak mengerti ayah mengerti atau tidak. Tapi sudah
lima kali ayah menanyakan pertanyaan tersebut dan sayapun
sudah memberikan jawabannya. Apakah yang ayah ingin saya
katakan???? Itu burung gagak, burung gagak ayah.....”, kata si anak
dengan nada yang begitu marah.
Si ayah kemudian bangkit menuju ke dalam rumah
meninggalkan si anak yang terheran-heran. Sebentar kemudian
si ayah keluar lagi dengan membawa sesuatu di tangannya. Dia
mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih marah dan
bertanya-tanya. Ternyata benda tersebut sebuah diari lama.
“Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam buku diary
itu”, pinta si ayah.
Si anak taat dan membaca bagian yang berikut..........
“Hari ini aku di halaman bersama anakku yang genap berumur
lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon. Anakku
terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya,
“Ayah, apakah itu?”.
Dan aku menjawab, “Burung gagak”.
Walau bagaimana pun, anak ku terus bertanya pertanyaan yang
sama dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama.
Sampai 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta
dan sayang aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan
ingin tahunya. Aku berharap bahwa hal tersebut menjadi suatu
pendidikan yang berharga.”
Setelah selesai membaca bagian tersebut si anak mengangkat
muka memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu. Si ayah
dengan perlahan bersuara,
“ Hari ini ayah baru menanyakan kepadamu pertanyaan yang
sama sebanyak lima kali, dan kau telah kehilangan kesabaran
dan marah.”
……………………
HIKMAH : JAGALAH HATI KEDUA IBU DAN BAPA, HORMATILAH
MEREKA. SAYANGILAH MEREKA SEBAGAI MANA MEREKA
MENYAYANGIMU DIWAKTU KECIL
baru saja menamatkan pendidikan tinggi duduk
berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan
suasana di sekitar mereka.
Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pohon. Si
ayah lalu menunjuk ke arah gagak sambil bertanya,
“Nak, apakah benda tersebut?”
“Burung gagak”, jawab si anak.
Si ayah mengangguk-angguk, namun beberapa saat kemudian
mengulangi lagi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka
ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab
dengan sedikit keras,
“Itu burung gagak ayah!”
Tetapi sejenak kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang
sama. Si anak merasa agak marah dengan pertanyaan yang sama
dan diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih keras,
“BURUNG GAGAK!!” Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama
kemudian sekali lagi mengajukan pertanyaan yang sama
sehingga membuatkan si anak kehilangan kesabaran dan
menjawab dengan nada yang ogah-ogahan menjawab
pertanyaan si ayah,
“Gagak ayah.......”.
Tetapi kembali mengejutkan si anak, beberapa saat kemudian
si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanyakan
pertanyaan yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar
kehilangan kesabaran dan menjadi marah.
“Ayah!!! saya tidak mengerti ayah mengerti atau tidak. Tapi sudah
lima kali ayah menanyakan pertanyaan tersebut dan sayapun
sudah memberikan jawabannya. Apakah yang ayah ingin saya
katakan???? Itu burung gagak, burung gagak ayah.....”, kata si anak
dengan nada yang begitu marah.
Si ayah kemudian bangkit menuju ke dalam rumah
meninggalkan si anak yang terheran-heran. Sebentar kemudian
si ayah keluar lagi dengan membawa sesuatu di tangannya. Dia
mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih marah dan
bertanya-tanya. Ternyata benda tersebut sebuah diari lama.
“Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam buku diary
itu”, pinta si ayah.
Si anak taat dan membaca bagian yang berikut..........
“Hari ini aku di halaman bersama anakku yang genap berumur
lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon. Anakku
terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya,
“Ayah, apakah itu?”.
Dan aku menjawab, “Burung gagak”.
Walau bagaimana pun, anak ku terus bertanya pertanyaan yang
sama dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama.
Sampai 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta
dan sayang aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan
ingin tahunya. Aku berharap bahwa hal tersebut menjadi suatu
pendidikan yang berharga.”
Setelah selesai membaca bagian tersebut si anak mengangkat
muka memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu. Si ayah
dengan perlahan bersuara,
“ Hari ini ayah baru menanyakan kepadamu pertanyaan yang
sama sebanyak lima kali, dan kau telah kehilangan kesabaran
dan marah.”
……………………
HIKMAH : JAGALAH HATI KEDUA IBU DAN BAPA, HORMATILAH
MEREKA. SAYANGILAH MEREKA SEBAGAI MANA MEREKA
MENYAYANGIMU DIWAKTU KECIL
Kamis, 10 Mei 2012
SEPAK BOLA ADALAH HIDUPKU
Published :
05.25
Author :
ilham khur aeni
Perkenalkan nama saya
Zulham, dan ini adalah kisah hidup saya. Saya adalah seorang bocah yang sangat menyukai sepak bola, saya lahir pada tanggal 14 Desember 1994, saya mulai
menyukai sepak bola sejak umur 12 tahun, awalnya saya kurang berminat dengan
sepak bola, tapi entah mengapa saya jadi sangat cinta terhadap bola, ,,,,,,
petualangan saya dalam
sepak bola dimulai ketika saya kelas 6 SD, waktu itu saya bergabung dengan SSB
Putra Roda, pertandingan pertama saya adalah pada tahun 2006, waktu itu Roda
bertanding persahabatan melawan SSB Cakra Muda, tepat pukul 04:00 sore kick off
di mulai. Waktu itu saya masih menunggu di bangku cadangan. Babak pertama
berahir 5-0 untuk keunggulan Roda. Satelah babak kedua dimulai Roda menambah
keunggulan menjadi 6-0, barulah sepuluh menit sebelum usai saya di masukkan
oleh pelatih. Waktu itu saya di pasang sebagai gelandang bertahan. Ketika kami
mendapat tendangan sudut, saya maju dan mendapat bola rebound hasil dari
sepakan rekan satu tim yg lain, tak menyianyiakan kesempatan ini saya langsung
shooting bola tersebut ke gawang yang telah kosong, sehingga terciptalah goal
perdana saya kala itu. Dan akhirnya roda
menang dengan skor telak 7-0.
Sejak saat itu saya giat
berlatih di SSB tersebut, disana saya mengenal banyak teman, salah satunya
adalah Nanda, dia adalah anak dari pelatih. Meskipun kecil tapi dia memiliki
skil yang baik, adapun teman saya yang lain yaitu dimas, iwan, dicky, ghofur,
kurniawan dan masih banyak yang lainya tapi teman terdekat ku adalah kurniawan
kami selalu latiahn dan bermain bersama karena rumah kami bersebelahan. Dalam
SSB ini saya memakai jersey nomor 18,pertandingan demi pertandingan telah kami
hadapi, Dan tibalah waktunya kompetisi u16 tingkat kabupaten yang di ikuti
banyak SSB, lawan lawan yg kami hadapi sangatlah berat tapi dengan kerja keras,
kami dapat menembus final, di final kami bertemu lawan yang seimbang sehingga
harus di tentukan dengan adu penalty, dan Alhamdulillah Roda berhasil
menang…………………………..
Beberapa bulan telah berlalu. Sekarang tibalah saatnya
ujian nasional tingkat SD, dan orangtua ku menyuruh ku untuk lebih giat
belajar. Tetapi karena terlalu sering latihan aku jadi malas belajar sehingga aku
lulus dengan nilai yang kurang memuaskan. Satu tahun berlalu sejak aku
bergabung dari roda kini aku sudah duduk di kelas satu SMP, saat itulah teman
baik ku, kurniawan keluar dari Roda, karena dia melanjutkan ke pondok pesantren.
Hal ini membuatku seakan tak bersemangat berlatih di roda, akhirnya aku
putuskan untuk keluar juga dari roda dan lebih giat belajar. Tapi aku masih
ikut extra futsal di SMP. Namun extra
tersebut kurang maju di smp kami. Kami hanya satu kali ikut pertandingan , dan
itupun berakhir dengan kekalahan. Di smp
saya banyak mengalami suka dan duka. Sama seperti remaja pada umumnya saya juga
mulai merasakan jatuh cinta. Ada beberapa teman sekelas saya yang kelihatanya menyukai
ku, tapi karena aku orangnya pilih, jadi aku abaikan saja karena hati ku lebih
suka dengan teman sekelas ku yang lain yang namanya tidak saya sebutkan. Tetapi
aku tidak berani mengungkapkan pada dirinya. Seakan lidah ini tak mau mengikuti
perintah yang di perintahkan oleh otak ku. Sampai kelas 3 pun aku masih gerogi
dan nerves bila di dekatnya. Tiga tahun berlalu sampai tibalah ujian nasional
tingkat smp. Dan setelah lulusan aku pun belum berani mengungkapkan isi hatiku
padanya, sampai akhirnya kami berpisah karena melanjutkan ke SMA yang berbeda.
Ketika aku duduk di bangku sma aku mendapatkan teman yang bisa ku bilang cocok
dengan ku, namanya Kevin, dia juga suka dengan sepak bola . Aku dan Kevin
sering bermain bersama kami juga duduk satu bangku bahkan ketika makan, sholat,
istirahat, dan dihukum juga sering bersama sama. Meskipun kami sering beda
argument dan saling menyombongkan diri tapi rasa persaudaraan selalu melekat
pada diri kami masing masing. Aku juga punya teman dekat lain meskipun kami
mulai akrab sejak kelas dua, Namanya Harum. Orangnya cerdas dan selalu masuk
sepuluh besar. Aku sering meminta bantuanya ketika ada ulangan yang sulit. Setengah
tahun berlalu sejak aku masuk SMA, tanpa sadar aku mulai ada perasaan suka
dengan teman sekelas ku, namanya Lina. Tapi penyakit lama ku yaitu nerves sama
orang aku suka tak juga hilang. Kevin selalu menggoda dan meledek ku, aku hanya
diam saja seakan mati kutu. Berbeda
dengan ku Kevin dan Harum sudah lebih dulu sukses dengan cintanya. Mereka
berdua sudah punya pacar masing masing, malahan Kevin sering ganti ganti pacar,
berbeda dengan ku yang masih sibuk dengan sepak bola. Setelah keluar dari Roda
aku ikut klub lokal di desa ku, yakni Merpati FC. Semuanya berjalan normal sampai akhirnya pada
tanggal 31 januari 2011 saat aku bermain sepak bola, aku mengalami cedera patah
tulang lengan kiri, kedua tulang yang berada di lengan ku patah. Aku langsung
di bawa ke rumah sakit untuk di tangani. Ibu ku menyambut keadan ku yang
seperti ini dengan penuh tangisan, aku pun tak tega melihatnya, seluruh
keluarga ku menghawatirkan keadaan ku. malam hari ketika aku menginap di rumah
sakit tersebut, aku berdoa kepada sang maha pencipta agar di beri kesembuhan,
dan tak lupa member tahu keadaan ku serta meminta doa kepada teman teman satu
kelas ku. keesokan harinya pihak rumah sakit menyarankan untuk merujuk ku ke
rumah sakit lain karena dokter spesialis tulang yang biasa menangani, sekarang
pindah praktek di rumah sakit rujukan tersebut. Aku dibawa oleh ambulan ke
rumah sakit tersebut. Setibanya disana aku belum di tangani hanya diberi
suntikan peredam rasa sakit. Selama itu aku mengalami rasa sakit yg amat menyiksa
baru dua hari pasca cedera aku melakukan operasi penyambungan tulang. hari itu tanggal 02-02-2011 aku masuk ke
ruang operasi dengan mendapat semangat dan doa dari keluargaku, waktu itu tepat
pukul 09:00 pagi aku berada di ruang operasi, kemudian dokter memberi keyakinan
padaku kalau aku pasti sembuh. Beliau bernama dr. Rudianto, setalah itu dokter
menyuntikkan obat bius kedalam infusku, aku merasakan ketika obat itu berjalan
dari tangan menuju otak ku yang langsung membuatku taksadarkan diri.
Operasi tersebut berlangsung selama dua jam. Setelah aku
sadar aku merasakan pusing yang sangat luar biasa, mungkin karena darah ku
banyak terbuang saat operasi tadi. Setelah aku keluar dari ruang operasi aku
langsung dibawa kembali ke kamarku, dan aku disambut hangat oleh keluargaku.
Namun karena masih pusing aku meminta ijin untuk tidur. Dan setelah akubangun,
banyak orang datang untuk menjenguk ku mulai dari teman ibu, ayah, teman tim
sepak bola ku dan juga teman sekolah ku, tapi tidak terlihat Kevin dan Harum,
padahal aku sangat rindu dengan mereka, terutama sahabat karib ku, Kevin.
Lima hari sudah aku di rumah sakit, akhirnya aku di
ijinkan pulang. Tiga hari kemudian aku sudah mulai berangkat sekolah dengan
keadaan tangan masih di perban dan di gendong.
Teman teman dan guru guru ku seakan tak percaya dengan keadaan ku.
setibanya di sekolah aku langsung mencari Kevin, Tetapi
hari itu aku tidak melihat Kevin, kemudian aku bertanya pada Harum “rum Kevin
kenapa gak berangkat ?”. “Kevin juga lagi kena musibah Zul” jawab Harum.
Musibah apa ? aku kembali bertanya, “ayahnya baru saja meninggal” kata harum.
Sontak aku merasa kaget dan prihatin dengan musibah yang dialami sahabatku
tersebut. Keesokan harinya aku melihat Kevin telah berangkat sekolah, Kevin
langsung menghampiriku dan menanyakan keadaanku. Kami saling mengobrol dan menceritaka
berbagai hal, aku juga meminta maaf karena tidak bisa datang sewaktu ayahnya
meninggal, dan Kevin juga mengerti keadaanku. Satu bulan aku melewati hari hari
ku di sekolah dengan tangan masih di gendong, dan selama itu Kevin lah yang
selalu membantuku jika ada hal yang tidak bisa aku lakukan hanya dengan satu
tangan. Entah apa yg bisa aku lakukan untuk membalas jasanya waktu itu. Tiga
bulan telah berlalu setelah musibah yang aku alami itu, kini tanganku telah
sembuh meski masih ada pen di dalamnya. Waktu itu aku masih
takut untuk bermain bola lagi, tetapi karena rasa cinta terhadap sepak bola
lama kelamaan rasa takut itu perlahan mulai hilang, dan aku kembali menginjakan
kaki di lapangan. Tetapi entah trauma atau hal lain setelah pasca cedera yang aku alami itu,
kemampuan dan stamina ku menurun drastis tidak seperti sewaktu di Roda. sejak
saat itulah aku melupakan impian ku menjadi pemain bola professional, dan hanya
menjadikan bola sebagai hobiku. Satu tahun berlalu kini aku telah duduk di
kelas dua SMA. Waktu itu kelas kami mengadakan pertandingan futsal melawan
kelas sebelah, dan saat itu aku kembali mendapat cedera. Saat itu tepat ketika
pulang sekolah, aku, Kevin, dan teman teman sekelas kami bergegas pergi ke
gedung futsal yang berada tidak jauh dari sekolah kami. Harum juga ada dan
menonton pertandingan itu serta memberi semangat untuk aku, Kevin, dan juga
teman teman yang lain. Entah mengapa pada hari itu Harum terlihat lebih cantik
dari biasanya. Kick off telah berbunyi bola datang ke arah ku dan tanpa
kompromi bola tersebut langsung aku sapu bersih dengan satu tembakan, namun
tendangan ku mengenai salah seorang pemain lawan dan langsung berbalik arah
menuju ke wajah ku dan mengenai mata sebelah kiri. Pertandingan sempat di
hentikan dan aku langsung diganti dan di tarik keluar. Harum langsung
menghampiriku dan menanyakan keadaan ku. “kenapa zu, mana yang sakit ?”
“mata ku rum, aku gak bisa lihat”
jawabku. Mataku waktu itu sangat merah dan teman teman yang menonton pun ikut
panik tak terkecuali Harum. Dengan segera Harum mengantarku ke bidan terdekat,
namun bidan tersebut hanya menutup mata
kiri ku saja supaya tidak bertambah parah dan bilang kalau mataku ini harus
segera di bawa ke rumah sakit atau spesialis mata agar segera diperiksa. Aku
segera di antar pulang oleh salah satu teman ku. di dalam perjalananan suhu tubuh
ku mulai panas, dan aku hanya memejamkan mataku serta berpegangan pada teman ku
itu. Selama perjalanan aku berfikir apakah mata kiri ku masih bisa melihat
Harum yang cantik seperti tadi ? dan apa reaksi orang tua ku jika aku pulang
nanti. Setibanya di rumah ibu menyambutku dengan tangisan, keluargaku yang lain
mencoba menenangkan ibuku. Mereka langsung membawa ku ke rumah sakit. Setibanya
di sana perban yang menutupi mataku ini di buka dan aku mendapat penanganan
dari dokter. Sedikit demi sedikit mata ku ini bisa melihat cahaya. Dokter
bilang lukanya tidak terlalu parah, aku bersyukur mata kiri ku bisa melihat
lagi. Setelah mendapat perawatan aku langsung pulang ke rumah. Setibanya di
rumah, teman teman ku datang untuk melihat keadaan ku, tetapi Harum dan Kevin
tidak ada, baru setelah mereka pulang, Kevin datang ke rumah ku. Kevin bilang
tadi dia bersama harum telah lebih dulu datang untuk melihat keadaan ku. tetapi
aku masih di rumah sakit sehingga mereka memutuskan untuk pulang.
Setelah aku sembuh aku kembali ke sekolah, dan semua
berjalan seperti biasanya, aku malalui hari ku bersama harum, Kevin dan teman
teman yang lain sampai akhirnya kami kelas tiga dan menghadapi ujian dan akhirnya kami lulus. Harum
melanjutkan pendidikanya dengan kuliah. Sementara Kevin bekerja sebagai
wirausaha yang sukses dan aku sendiri mencari pengalaman dengan bekerja sebagai
karyawan di perusahaan asing terkenal di daerah ku, serta melanjutkan kuliah beberapa tahun
setelahnya. Setelah lulus kuliah aku mendapat undangan pernikahan, ternyata
sahabat terbaik ku yang kini telah sukses akan segera melepas masa lajangnya.
Aku menghadiri ke resepsi pernikahanya dan bertemu Harum serta teman teman ku
semasa sekolah dulu.
Ketika disana aku
berbicara dan bercerita dengan Harum, sambil melepas rasa rindu dengan teman
teman ku dulu.
Zulham: hai rum, gimana
kabarnya sudah lama ya kita gak ngumpul kyak gini lagi ?
Harum: kabar ku baik, eh
ngomong ngomong kapan kamu mau nyusul Kevin nikah?
Zulham: belum tahu nih,
calon aja belum dapet. Kamu sendiri gimana dengan pacarmu yang dulu itu ?
Harum: yang dulu itu dah
putus, sudahlah jangan di ungkit lagi, sekarang aku sudah jomblo.
Entah mengapa sepertinya
aku mempunyai rasa dengan harum, dan aku putuskan untuk memberi tahu padanya
tentang perasaanku ini Dan Harumpun ternyata mengatakan dia juga mempunyai rasa
yang sama. akhirnya hari itu juga kami resmi berpacaran.
Sebelum aku pamit pulang
Kevin mengajak ku untuk melakukan bisnis bersama. Dia menawari aku untuk
menjalankan bisnis Rumah makan dan mendirikan lapangan futsal di sebelahnya,
aku terima tawaranya dan berkat jasa baik temanku itu sekarang aku telah
memiliki dua cabang Rumah makan dan hidup berkecukupan. Dan setelah enam bulan
berpacaran dengan Harum, aku memutuskan untuk melamarnya, akhirnya kami menikah
dan di karuniai satu anak laki laki yang
kami beri nama Diaz.
Seiring
berjalannya waktu Diaz tumbuh menjadi anak yang kuat, dia juga menyukai sepak
bola sama seperti ku dulu. Dan aku melihat Diaz memiliki potensi yang besar
untuk menjadi pemain sepak bola. Aku memutuskan untuk memasukan Diaz ke SSB
Putra Roda, karena aku yakin SSB inilah yang akan membantu dan melatihnya,
tetapi tentu saja dengan ijin dari Harum istriku. Aku juga tak lupa mengajarkan
pendidikan dan pengetahuan agama kepada Diaz, agar kelak dia juga menjadi anak
yang sholeh. Setelah mengikuti berbagai kompetisi bersama Roda, di usianya yang
ke 17 bakat Dias di lirik oleh pengamat dari persija,dia mendapat beasiswa
masuk Persija junior dengan di biayai kehidupan serta sekolahnya.
Dias terus
mengembangkan bakatnya dan terpangil masuk timnasional Indonesia. Dengan
memakai seragam bernomor 10. Dias mampu membawa Indonesia lolos ke putaran
final piala dunia. Dan berhasil membawa
Indonesia ke partai Final melawan Spanyol. Indonesia pun menang atas Spanyol
dengan hasil 1-0 Diaz pun terpilih menjadi pemain terbaik. Aku bangga dengan
anak ku itu, ternyata meski aku tidak bisa menjadi pemain sepak bola tetapi
anak ku dapat meneruskan cita citaku tersebuts. Sekarang Dias telah dewasa dan telah menikah. Diaz
juga telah memberikan aku dan Harum cucu kembar, satu laki laki dan satu
perempuan. Dan sejak saat itu aku benar benar yakin kalau aku tidak bisa lepas
dari sepak bola, karena SEPAK BOLA ADALAH HIDUPKU.
TAMAT
Langganan:
Postingan (Atom)
Ilham Khur Aeni. Diberdayakan oleh Blogger.
Mengenai Saya
- ilham khur aeni
- ILHAM KHUR AENI * Golongan darah "B" * Anak pertama dari dua bersaudara * Hobi olahraga terutama sepak bola * Suka warna merah * Suka nasi goreng dan jus alpukat * Nomor favorit10 * Pernah patah tulang di lengan sebelah kiri * Suka nerves klo deket cwek yg di sukai * Lebih senang di panggil "IL" dari pada "HAM" * Menyukai "Mesut Özil" * Fanatik dengan Manchester United * Suka dengerin lagu ADA Band * Tidak suka taoge * Tidak suka rokok dan asapnya * Ukuran baju "M" * Ukuran sepatu "41" * Ukuran celana "30" * Orangnya gak tegaan * Tidak suka jalan jalan yg tidak bermanfaat * Suka maen Game * Punya solidaritas tinggi * Suka Buah Jeruk & Manggis * Tidak suka semua jenis oseng oseng * Suka cewek yg imut ^_^ * Pendiam kalau sama org yg belum kenal * Kalau buka puasa, paling seneng kalau ada es blewah Allah Tuhanku Muhammad Nabiku Al-Quran Kitabku Islam Agamaku Ayah Inspirasiku