Kamis, 10 Mei 2012

SEPAK BOLA ADALAH HIDUPKU


Perkenalkan nama saya Zulham, dan ini adalah kisah hidup saya. Saya adalah seorang bocah  yang sangat menyukai sepak bola, saya lahir  pada tanggal 14 Desember 1994, saya mulai menyukai sepak bola sejak umur 12 tahun, awalnya saya kurang berminat dengan sepak bola, tapi entah mengapa saya jadi sangat cinta terhadap bola, ,,,,,,
petualangan saya dalam sepak bola dimulai ketika saya kelas 6 SD, waktu itu saya bergabung dengan SSB Putra Roda, pertandingan pertama saya adalah pada tahun 2006, waktu itu Roda bertanding persahabatan melawan SSB Cakra Muda, tepat pukul 04:00 sore kick off di mulai. Waktu itu saya masih menunggu di bangku cadangan. Babak pertama berahir 5-0 untuk keunggulan Roda. Satelah babak kedua dimulai Roda menambah keunggulan menjadi 6-0, barulah sepuluh menit sebelum usai saya di masukkan oleh pelatih. Waktu itu saya di pasang sebagai gelandang bertahan. Ketika kami mendapat tendangan sudut, saya maju dan mendapat bola rebound hasil dari sepakan rekan satu tim yg lain, tak menyianyiakan kesempatan ini saya langsung shooting bola tersebut ke gawang yang telah kosong, sehingga terciptalah goal perdana saya kala itu. Dan akhirnya  roda menang dengan skor telak 7-0.

Sejak saat itu saya giat berlatih di SSB tersebut, disana saya mengenal banyak teman, salah satunya adalah Nanda, dia adalah anak dari pelatih. Meskipun kecil tapi dia memiliki skil yang baik, adapun teman saya yang lain yaitu dimas, iwan, dicky, ghofur, kurniawan dan masih banyak yang lainya tapi teman terdekat ku adalah kurniawan kami selalu latiahn dan bermain bersama karena rumah kami bersebelahan. Dalam SSB ini saya memakai jersey nomor 18,pertandingan demi pertandingan telah kami hadapi, Dan tibalah waktunya kompetisi u16 tingkat kabupaten yang di ikuti banyak SSB, lawan lawan yg kami hadapi sangatlah berat tapi dengan kerja keras, kami dapat menembus final, di final kami bertemu lawan yang seimbang sehingga harus di tentukan dengan adu penalty, dan Alhamdulillah Roda berhasil menang…………………………..

            Beberapa bulan telah berlalu. Sekarang tibalah saatnya ujian nasional tingkat SD, dan orangtua ku menyuruh ku untuk lebih giat belajar. Tetapi karena terlalu sering latihan aku jadi malas belajar sehingga aku lulus dengan nilai yang kurang memuaskan. Satu tahun berlalu sejak aku bergabung dari roda kini aku sudah duduk di kelas satu SMP, saat itulah teman baik ku, kurniawan keluar dari Roda, karena dia melanjutkan ke pondok pesantren. Hal ini membuatku seakan tak bersemangat berlatih di roda, akhirnya aku putuskan untuk keluar juga dari roda dan lebih giat belajar. Tapi aku masih ikut extra futsal di SMP.  Namun extra tersebut kurang maju di smp kami. Kami hanya satu kali ikut pertandingan , dan itupun berakhir  dengan kekalahan. Di smp saya banyak mengalami suka dan duka. Sama seperti remaja pada umumnya saya juga mulai merasakan jatuh cinta. Ada beberapa teman sekelas saya yang kelihatanya menyukai ku, tapi karena aku orangnya pilih, jadi aku abaikan saja karena hati ku lebih suka dengan teman sekelas ku yang lain yang namanya tidak saya sebutkan. Tetapi aku tidak berani mengungkapkan pada dirinya. Seakan lidah ini tak mau mengikuti perintah yang di perintahkan oleh otak ku. Sampai kelas 3 pun aku masih gerogi dan nerves bila di dekatnya. Tiga tahun berlalu sampai tibalah ujian nasional tingkat smp. Dan setelah lulusan aku pun belum berani mengungkapkan isi hatiku padanya, sampai akhirnya kami berpisah karena melanjutkan ke SMA yang berbeda. Ketika aku duduk di bangku sma aku mendapatkan teman yang bisa ku bilang cocok dengan ku, namanya Kevin, dia juga suka dengan sepak bola . Aku dan Kevin sering bermain bersama kami juga duduk satu bangku bahkan ketika makan, sholat, istirahat, dan dihukum juga sering bersama sama. Meskipun kami sering beda argument dan saling menyombongkan diri tapi rasa persaudaraan selalu melekat pada diri kami masing masing. Aku juga punya teman dekat lain meskipun kami mulai akrab sejak kelas dua, Namanya Harum. Orangnya cerdas dan selalu masuk sepuluh besar. Aku sering meminta bantuanya ketika ada ulangan yang sulit. Setengah tahun berlalu sejak aku masuk SMA, tanpa sadar aku mulai ada perasaan suka dengan teman sekelas ku, namanya Lina. Tapi penyakit lama ku yaitu nerves sama orang aku suka tak juga hilang. Kevin selalu menggoda dan meledek ku, aku hanya diam saja seakan mati kutu.  Berbeda dengan ku Kevin dan Harum sudah lebih dulu sukses dengan cintanya. Mereka berdua sudah punya pacar masing masing, malahan Kevin sering ganti ganti pacar, berbeda dengan ku yang masih sibuk dengan sepak bola. Setelah keluar dari Roda aku ikut klub lokal di desa ku, yakni Merpati FC.  Semuanya berjalan normal sampai akhirnya pada tanggal 31 januari 2011 saat aku bermain sepak bola, aku mengalami cedera patah tulang lengan kiri, kedua tulang yang berada di lengan ku patah. Aku langsung di bawa ke rumah sakit untuk di tangani. Ibu ku menyambut keadan ku yang seperti ini dengan penuh tangisan, aku pun tak tega melihatnya, seluruh keluarga ku menghawatirkan keadaan ku. malam hari ketika aku menginap di rumah sakit tersebut, aku berdoa kepada sang maha pencipta agar di beri kesembuhan, dan tak lupa member tahu keadaan ku serta meminta doa kepada teman teman satu kelas ku. keesokan harinya pihak rumah sakit menyarankan untuk merujuk ku ke rumah sakit lain karena dokter spesialis tulang yang biasa menangani, sekarang pindah praktek di rumah sakit rujukan tersebut. Aku dibawa oleh ambulan ke rumah sakit tersebut. Setibanya disana aku belum di tangani hanya diberi suntikan peredam rasa sakit. Selama itu aku mengalami rasa sakit yg amat menyiksa baru dua hari pasca cedera aku melakukan operasi penyambungan tulang.  hari itu tanggal 02-02-2011 aku masuk ke ruang operasi dengan mendapat semangat dan doa dari keluargaku, waktu itu tepat pukul 09:00 pagi aku berada di ruang operasi, kemudian dokter memberi keyakinan padaku kalau aku pasti sembuh. Beliau bernama dr. Rudianto, setalah itu dokter menyuntikkan obat bius kedalam infusku, aku merasakan ketika obat itu berjalan dari tangan menuju otak ku yang langsung membuatku taksadarkan diri.
            Operasi tersebut berlangsung selama dua jam. Setelah aku sadar aku merasakan pusing yang sangat luar biasa, mungkin karena darah ku banyak terbuang saat operasi tadi. Setelah aku keluar dari ruang operasi aku langsung dibawa kembali ke kamarku, dan aku disambut hangat oleh keluargaku. Namun karena masih pusing aku meminta ijin untuk tidur. Dan setelah akubangun, banyak orang datang untuk menjenguk ku mulai dari teman ibu, ayah, teman tim sepak bola ku dan juga teman sekolah ku, tapi tidak terlihat Kevin dan Harum, padahal aku sangat rindu dengan mereka, terutama sahabat karib ku, Kevin.
            Lima hari sudah aku di rumah sakit, akhirnya aku di ijinkan pulang. Tiga hari kemudian aku sudah mulai berangkat sekolah dengan keadaan tangan masih di perban dan di gendong.  Teman teman dan guru guru ku seakan tak percaya dengan keadaan ku. setibanya di sekolah aku langsung mencari Kevin,  Tetapi  hari itu aku tidak melihat Kevin, kemudian aku bertanya pada Harum “rum Kevin kenapa gak berangkat ?”. “Kevin juga lagi kena musibah Zul” jawab Harum. Musibah apa ? aku kembali bertanya, “ayahnya baru saja meninggal” kata harum. Sontak aku merasa kaget dan prihatin dengan musibah yang dialami sahabatku tersebut. Keesokan harinya aku melihat Kevin telah berangkat sekolah, Kevin langsung menghampiriku dan menanyakan keadaanku. Kami saling mengobrol dan menceritaka berbagai hal, aku juga meminta maaf karena tidak bisa datang sewaktu ayahnya meninggal, dan Kevin juga mengerti keadaanku. Satu bulan aku melewati hari hari ku di sekolah dengan tangan masih di gendong, dan selama itu Kevin lah yang selalu membantuku jika ada hal yang tidak bisa aku lakukan hanya dengan satu tangan. Entah apa yg bisa aku lakukan untuk membalas jasanya waktu itu. Tiga bulan telah berlalu setelah musibah yang aku alami itu, kini tanganku telah sembuh meski  masih ada pen di dalamnya. Waktu itu aku masih takut untuk bermain bola lagi, tetapi karena rasa cinta terhadap sepak bola lama kelamaan rasa takut itu perlahan mulai hilang, dan aku kembali menginjakan kaki di lapangan. Tetapi entah trauma atau hal lain  setelah pasca cedera yang aku alami itu, kemampuan dan stamina ku menurun drastis tidak seperti sewaktu di Roda. sejak saat itulah aku melupakan impian ku menjadi pemain bola professional, dan hanya menjadikan bola sebagai hobiku. Satu tahun berlalu kini aku telah duduk di kelas dua SMA. Waktu itu kelas kami mengadakan pertandingan futsal melawan kelas sebelah, dan saat itu aku kembali mendapat cedera. Saat itu tepat ketika pulang sekolah, aku, Kevin, dan teman teman sekelas kami bergegas pergi ke gedung futsal yang berada tidak jauh dari sekolah kami. Harum juga ada dan menonton pertandingan itu serta memberi semangat untuk aku, Kevin, dan juga teman teman yang lain. Entah mengapa pada hari itu Harum terlihat lebih cantik dari biasanya. Kick off telah berbunyi bola datang ke arah ku dan tanpa kompromi bola tersebut langsung aku sapu bersih dengan satu tembakan, namun tendangan ku mengenai salah seorang pemain lawan dan langsung berbalik arah menuju ke wajah ku dan mengenai mata sebelah kiri. Pertandingan sempat di hentikan dan aku langsung diganti dan di tarik keluar. Harum langsung menghampiriku dan menanyakan keadaan ku. “kenapa zu, mana yang sakit ?” “mata  ku rum, aku gak bisa lihat” jawabku. Mataku waktu itu sangat merah dan teman teman yang menonton pun ikut panik tak terkecuali Harum. Dengan segera Harum mengantarku ke bidan terdekat, namun bidan tersebut  hanya menutup mata kiri ku saja supaya tidak bertambah parah dan bilang kalau mataku ini harus segera di bawa ke rumah sakit atau spesialis mata agar segera diperiksa. Aku segera di antar pulang oleh salah satu teman ku. di dalam perjalananan suhu tubuh ku mulai panas, dan aku hanya memejamkan mataku serta berpegangan pada teman ku itu. Selama perjalanan aku berfikir apakah mata kiri ku masih bisa melihat Harum yang cantik seperti tadi ? dan apa reaksi orang tua ku jika aku pulang nanti. Setibanya di rumah ibu menyambutku dengan tangisan, keluargaku yang lain mencoba menenangkan ibuku. Mereka langsung membawa ku ke rumah sakit. Setibanya di sana perban yang menutupi mataku ini di buka dan aku mendapat penanganan dari dokter. Sedikit demi sedikit mata ku ini bisa melihat cahaya. Dokter bilang lukanya tidak terlalu parah, aku bersyukur mata kiri ku bisa melihat lagi. Setelah mendapat perawatan aku langsung pulang ke rumah. Setibanya di rumah, teman teman ku datang untuk melihat keadaan ku, tetapi Harum dan Kevin tidak ada, baru setelah mereka pulang, Kevin datang ke rumah ku. Kevin bilang tadi dia bersama harum telah lebih dulu datang untuk melihat keadaan ku. tetapi aku masih di rumah sakit sehingga mereka memutuskan untuk pulang.
            Setelah aku sembuh aku kembali ke sekolah, dan semua berjalan seperti biasanya, aku malalui hari ku bersama harum, Kevin dan teman teman yang lain sampai akhirnya kami kelas tiga dan menghadapi  ujian dan akhirnya kami lulus. Harum melanjutkan pendidikanya dengan kuliah. Sementara Kevin bekerja sebagai wirausaha yang sukses dan aku sendiri mencari pengalaman dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan asing terkenal di daerah ku,  serta melanjutkan kuliah beberapa tahun setelahnya. Setelah lulus kuliah aku mendapat undangan pernikahan, ternyata sahabat terbaik ku yang kini telah sukses akan segera melepas masa lajangnya. Aku menghadiri ke resepsi pernikahanya dan bertemu Harum serta teman teman ku semasa sekolah dulu.


Ketika disana aku berbicara dan bercerita dengan Harum, sambil melepas rasa rindu dengan teman teman ku dulu.
Zulham: hai rum, gimana kabarnya sudah lama ya kita gak ngumpul kyak gini lagi ?
Harum: kabar ku baik, eh ngomong ngomong kapan kamu mau nyusul Kevin                         nikah?
Zulham: belum tahu nih, calon aja belum dapet. Kamu sendiri gimana dengan                         pacarmu yang dulu itu ?
Harum: yang dulu itu dah putus, sudahlah jangan di ungkit lagi, sekarang aku sudah jomblo.
Entah mengapa sepertinya aku mempunyai rasa dengan harum, dan aku putuskan untuk memberi tahu padanya tentang perasaanku ini Dan Harumpun ternyata mengatakan dia juga mempunyai rasa yang sama. akhirnya   hari itu juga kami resmi berpacaran.
Sebelum aku pamit pulang Kevin mengajak ku untuk melakukan bisnis bersama. Dia menawari aku untuk menjalankan bisnis Rumah makan dan mendirikan lapangan futsal di sebelahnya, aku terima tawaranya dan berkat jasa baik temanku itu sekarang aku telah memiliki dua cabang Rumah makan dan hidup berkecukupan. Dan setelah enam bulan berpacaran dengan Harum, aku memutuskan untuk melamarnya, akhirnya kami menikah dan di karuniai satu anak laki  laki yang kami beri nama Diaz.
             Seiring berjalannya waktu Diaz tumbuh menjadi anak yang kuat, dia juga menyukai sepak bola sama seperti ku dulu. Dan aku melihat Diaz memiliki potensi yang besar untuk menjadi pemain sepak bola. Aku memutuskan untuk memasukan Diaz ke SSB Putra Roda, karena aku yakin SSB inilah yang akan membantu dan melatihnya, tetapi tentu saja dengan ijin dari Harum istriku. Aku juga tak lupa mengajarkan pendidikan dan pengetahuan agama kepada Diaz, agar kelak dia juga menjadi anak yang sholeh. Setelah mengikuti berbagai kompetisi bersama Roda, di usianya yang ke 17 bakat Dias di lirik oleh pengamat dari persija,dia mendapat beasiswa masuk Persija junior dengan di biayai kehidupan serta sekolahnya.
Dias terus mengembangkan bakatnya dan terpangil masuk timnasional Indonesia. Dengan memakai seragam bernomor 10. Dias mampu membawa Indonesia lolos ke putaran final piala dunia.  Dan berhasil membawa Indonesia ke partai Final melawan Spanyol. Indonesia pun menang atas Spanyol dengan hasil 1-0 Diaz pun terpilih menjadi pemain terbaik. Aku bangga dengan anak ku itu, ternyata meski aku tidak bisa menjadi pemain sepak bola tetapi anak ku dapat meneruskan cita citaku tersebuts. Sekarang  Dias telah dewasa dan telah menikah. Diaz juga telah memberikan aku dan Harum cucu kembar, satu laki laki dan satu perempuan. Dan sejak saat itu aku benar benar yakin kalau aku tidak bisa lepas dari sepak bola, karena  SEPAK BOLA ADALAH HIDUPKU.



TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar

Ilham Khur Aeni. Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
ILHAM KHUR AENI * Golongan darah "B" * Anak pertama dari dua bersaudara * Hobi olahraga terutama sepak bola * Suka warna merah * Suka nasi goreng dan jus alpukat * Nomor favorit10 * Pernah patah tulang di lengan sebelah kiri * Suka nerves klo deket cwek yg di sukai * Lebih senang di panggil "IL" dari pada "HAM" * Menyukai "Mesut Özil" * Fanatik dengan Manchester United * Suka dengerin lagu ADA Band * Tidak suka taoge * Tidak suka rokok dan asapnya * Ukuran baju "M" * Ukuran sepatu "41" * Ukuran celana "30" * Orangnya gak tegaan * Tidak suka jalan jalan yg tidak bermanfaat * Suka maen Game * Punya solidaritas tinggi * Suka Buah Jeruk & Manggis * Tidak suka semua jenis oseng oseng * Suka cewek yg imut ^_^ * Pendiam kalau sama org yg belum kenal * Kalau buka puasa, paling seneng kalau ada es blewah Allah Tuhanku Muhammad Nabiku Al-Quran Kitabku Islam Agamaku Ayah Inspirasiku